Tentang Next.js dan PHP

Table of Contents
Table of Contents
Dari 6 bulan lalu Saya mempelajari ulang tentang Node.js, React, dan juga Next.js. Saya mempelajari bagaimana cara membuat website dengan teknologi Javascript dan terakhir sampai membuat Dashboard dengan fitur CRUD dan juga SEO.
Ada sekitar 4-5 project Next.js yang Saya handle pada 6 bulan ini, dan rata-rata tidak jauh dari implementasi animasi, CRUD, dan juga SEO. Untuk project ini sendiri adalah real-life project yang diberikan oleh salah satu client yang sudah bekerjasama dari tahun 2017.
By the way ini adalah tulisan yang saya buat sekitar januari 2024, dan baru Saya lanjutkan plus publish pada Maret 2025.
Saya mempelajari Next.js sendiri untuk berpindah karir dari WordPress developer menjadi Next.Js Developer. Tapi walau begitu 90% project dan kerjaan kantor masih WordPress semua 😅.
Kenapa Next.js?
Sebelum Saya bahas, untuk teman-teman yang ingin mengatahui apa itu Next.js bisa cek disini apa itu next.js
Alasan utama karena Saya ingin naik level dalam hal development dan juga untuk tetap relevant dengan dunia industri saat ini. Apalagi dengan pamor Next.js yang masih tinggi, Saya yakin masa depanya cukup bagus banget. Apalagi dengan kita mempelajari React, kita dapat switch ke framework-react yang lain lebih cepat.
Alasan kedua tentu karena ada kesempatan untuk mengerjakan project React-based.
End-goal Saya sendiri adalah memanfaatkan Next.js dalam membuat aplikasi yang memiliki kompleksitas dan juga pengolahan data yang besar.
Selain itu, dalam benchmark yang Saya lakukan, dalam urusan proses node/javascript dapat handle lebih banyak daripada PHP yang IO blocking.
Apakah mudah belajar Next.js?
Untuk Saya, perlu waktu 4 bulan untuk mempelajari react, node, dan Next.js sampai bisa Saya bilang “cukup” mudah untuk mempelajari next.js ini.
Secara dokumentasi sangat mudah dimengerti, dan sudah banyak tutorial gratis di Internet cara membuat website dengan next.js dari 0 sampai jadi.
Tapi, bukan berarti Next.js ini sempurna ya, karena tidak semua fitur yang Saya butuhkan disiapkan oleh mereka.
Salah satu contohnya adalah kita perlu membuat Dashboard sendiri, API sendiri, bahkan sampai CRUD operation pun juga perlu dibuat sendiri secara manual.
Berbeda dengan saat kita menggunakan Framework di PHP seperti Laravel dan sebagainya hehe.
Proyeksi Next.js di 2025
Sebenarnya, banyak banget kompetitor baru untuk Next.js ini, salah satu contohnya adalah Remix Js, Nuxt, Tan Stack, dan juga beberapa tech stack berbasis Javascript/Typescript lainya.
Tetapi, Hampir semua diatas itu berbasis Open source, tapi sedikit berbeda dengan Next.js, selain basisnya adalah open source, Next.js juga dibacking oleh perusahaan hosting Vercel.
Kita perlu tahu bahwa Commercial Open Source (COSS) lebih bertahan lama dibanding project OSS, tentunya ini sangat subjective sekali, Saya sendiri-pun melihat bagaimana beberapa project open source yang sudah tidak lagi di-maintenance oleh owner karena masalah finansial.
Berbeda dengan COSS yang memiliki backing teta, project seperti ini bisa bertahan lama karena ada backer yang konstan selalu maintenance dan memberi perhatian khusus, contohnya Autommatic memiliki layanan hosting dan VIP agency hosting.
Mereka dapat membiayai project WordPress org, secara cuma-cuma.
Indonesia Melek Teknologi Baru
Saya sendiri melihat sudah ada banyak website pemerintah, pemprove, dan juga beberapa website lokal yang menggunakan Next.js.
dengan perkembangan yang sangat pesat saat ini, kita dapat memastikan bahwa pekerjaan untuk Next.js ini terhitung masih “panas”.
Mungkin dengan adanya perkembangan teknologi baru seperti WASM, Meta-framework baru, yang bakal bikin Next.js tersingkir. Tentunya bakal lama banget itu mah.